Proses Pelapukan
Pelapukan
adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimia, maupun secara
biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua
proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami
proses pelapukan akan berubah menjadi tanah.
Ada empat
macam faktor yang memengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu sebagai
berikut.
Keadaan
Struktur Batuan
Struktu batuan
adalah sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan,
seperti warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur kimia
yang terkandung dalam batuan tersebut.
Kedua sifat
inilah yang menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan. Batuan
yang mudah lapuk contohnya batu lempeng (batuan sedimen) dan batuan yang sukar
lapuk contohnya batuan beku.
Keadaan
Topografi
Topografi muka
bumi turut memengaruhi terjadinya proses pelapukan batuan. Batuan yang berada
pada lereng yang curam cenderung akan mudah melapuk jika dibandingkan dengan
batuan yang berada di tempat yang landai. Pada lereng yang curam, batuan akan
dengan sangat mudah terkikis atau akan mudah terlapukkan karena langsung bersentuhan
dengan cuaca sekitar. Namun, pada lereng yang landai atau rata, batuan akan
terselimuti oleh berbagai endapan sehingga akan memperlambat proses pelapukan
dari batuan tersebut.
Cuaca
dan Iklim
Unsur cuaca
dan iklim yang memengaruhi proses pelapukan adalah suhu udara, curah hujan,
sinar matahari, atau angin. Pada daerah yang memiliki iklim lembap dan panas,
batuan akan cepat mengalami proses pelapukan jika dibandingkan dengan daerah
yang memiliki iklim dingin. Pergantian temperatur antara siang yang panas dan malam
yang dingin akan semakin mempercepat pelapukan.
Keadaan
Vegetasi
Vegetasi atau
tumbuh-tumbuhan juga akan memengaruhi proses pelapukan. Akar-akar tumbuhan
tersebut dapat menembus celahcelah batuan. Jika akar tersebut semakin membesar,
ke kuatannya akan semakin besar pula dalam menerobos bebatuan. Selain itu,
serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat proses pelapukan
batuan. Serasah batuan tersebut mengandung zat asam arang dan zat humus yang
dapat merusak kekuatan batuan.
Dilihat dari
prosesnya, pelapukan dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Pelapukan Mekanik
Pelapukan
mekanik (fisis), yaitu proses atau peristiwa hancur dan lepasnya material
batuan, tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik
merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang jauh lebih
kecil.
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut.
- Perbedaan temperatur, akibatnya batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus pengerutan pada waktu dingin. Jika proses ini terus berlangsung maka lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah yang kecil.
- Akibat erosi di daerah pegunungan dan akibat membekunya air di sela-sela batuan. Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar, sehingga air tersebut akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur dari suatu batuan.
- Pengaruh kegiatan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhtumbuhan. Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain hewan dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuan dan teknologinya, batuan sebesar kapal dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.
Berubahnya air
garam menjadi kristal. Jika terjadi pada air tanah yang mengandung garam, pada
siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan yang tersebar di sekitarnya, terutama batuan
karang yang terdapat di daerah pantai.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan
kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan disertai dengan perubahan susunan
kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air
dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi dalam proses pelapukan
kimiawi disebut Dekomposisi.
Terdapat empat
proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut.
- Hidrasi, yaitu proses pembentukan batuan dengan cara mengikat batuan di atas permukaannya saja.
- Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion positif dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat.
- Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan memiliki warna kecokelatan karena kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan. Proses pengkaratan ini ber langsung sangat lama, tetapi batuan akan mengalami pelapukan.
- Karbonasi, yaitu proses pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah jenis batuan kapur. Reaksi antara CO2 dan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan bantuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menim bulkan gejala karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi. Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst, di antaranya dolina (danau karst), gua dan sungai bawah tanah, serta stalaktit dan stalagmit.
Pelapukan Organik (Biologis)
Pelapukan
Organik, adalah pelapukan batuan yang terjadi dikarenakan oleh makhluk hidup.
Pelapukan jenis ini dapat bersifat kimiawi ataupun mekanis, yang menjadi
pembedanya adalah subjek pelakunya, yaitu makhluk hidup berupa manusia, hewan,
ataupun tumbuhan. Misalnya, lumut, cen dawan, ataupun bakteri yang merusak permukaan
batuan.
No comments:
Post a Comment