A.
Batuan
Beku (Igneous Rock)
Batuan beku atau igneous rock
berasal dari bahasa latin inis yang berarti api (fire). Batuan beku merupakan
batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan
bumi sehingga tekstur yang terbentuk sangat bergantung kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari
dalam bumi ke permukaan semakin lama semakin dingin dan pada akhirnya membeku.
Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau
batuan intrusi (plutonis). Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat sehingga
menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur
phaneritis.
Sementara itu, ada pembentukan
batuan setelah mencapai per mukaan bumi sehingga dikenal dengan nama batuan
beku luar atau batuan ekstrusi (batuan vulkanis). Batuan vulkanis dengan cepat
sekali membeku sehingga jenis kristal batuannya besar, bersifat halus, dan
sulit dilihat dengan mata telanjang. Batuan dengan mineral halus disebut
tekstur aphanitis.
Beberapa jenis batuan beku
penting yang banyak terdapat di alam adalah granit, granodiorit, diorit,
andesit, gabro, basal, batu kaca (obsidian), batu apung, dan konglomerat.
B.
Batuan
Sedimen
Batuan endapan (sedimen) adalah
jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materi hasil erosi. Sekitar
80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri
atas berbagai jenis partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan juga ringan.
Cara peng ang kutannya bermacam-macam, seperti terdorong (traction), terbawa
secara melompatlompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula
yang larut (salution).
Klasifikasi batuan endapan
bergantung kepada kriteria yang dipakai, yaitu sebagai berikut.
1.
Berdasarkan Proses Pengendapannya
a. Batuan
Sedimen Klastik, adalah batuan sedimen yang susunan kimianya sama dengan
susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan tersebut ketika diangkut hanya
mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung
yang membukit akibat pelapukan, akan hancur berkeping-keping. Kepingan tersebut
diangkut air hujan, longsor, atau berguling-guling di lereng dan masuk ke dalam
sungai. Arus sungai membantingbanting batu itu sehingga menjadi bentukan
kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Inilah
yang disebut batuan sedimen klastik.
b. Batuan Sedimen Kimiawi, adalah batuan sedimen
yang terbentuk jika dalam proses pengen dapan tersebut terjadi proses kimia,
seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi. Contohnya hujan yang
terjadi di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan
halus pada batu gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya
menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu akhirnya
sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur tersebut membentuk stalaktit di
atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat
adanya pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua
bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.
c. Batuan
Sedimen Organik, adalah batuan sedimen yang terjadi karena selama proses peng
endapannya mendapat bantuan dari organisme. Sisa rumah, atau bangkai binatang
laut yang tertimbun di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang, tulang
belulang, kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus di hutan,
dan organisme-organisme lainnya.
2.
Berdasarkan Perantara atau Mediumnya
a. Batuan
sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini adalah oleh angin. Misalnya:
tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
b. Batuan
sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui madia
perantara es. Contohnya moraine.
c. Batuan
sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat
antara satu sama lain.
C.
Batuan
Metamorf atau Malihan
Batuan malihan adalah batuan
hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) akibat proses
metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat
dari adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur
yang samasama meningkat.
Perubahan batuan dapat terjadi
karena bermacam-macam hal, antara lain sebagai berikut.
1. Suhu
tinggi, berasal dari magma karena berdekatan dengan dapur magma sehingga
metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak. Misalnya: marmer dari batu kapur
dan antrasit dari batu bara.
2. Tekanan
tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat tebal di atasnya.
Contohnya batu pasir dari pasir.
3. Tekanan
dan suhu tinggi, terjadi jika ada pelipatan dan geseran pada waktu terjadi
pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini disebut metamorfosis dinamo. Misalnya,
batu asbak dan batu tulis.
4. Penambahan
bahan lain, pada saat terjadi perubahan bentuk terkadang terdapat penambahan
bahan lain. Jenis batuan metamorf tersebut dinamakan batuan metamorf
pneumatalitis.
No comments:
Post a Comment