Dinamika Perubahan Litosfer
1. Pengertian Litosfer
Lapisan kulit bumi disebut dengan litosfer. Litosfer berasal
dari kata lithos berarti batu dan sphere (sphaira) berarti bulatan. Dengan
demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian
lain litosfer adalah lapisan bumi yang paling atas dengan ketebalan lebih
kurang 66 km tersusun atas batuan. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi yang
mengikuti bentuk muka bumi yang bulat dan tersusun atas batuan dan mineral.
Batuan adalah massa yang terdiri atas satu atau lebih macam mineral
dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara
satu dan yang lainnya. Ilmu yang mempelajari batuan disebut Petrologi. Batuan
merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan adalah magma.
Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai
unsur mineral dan gas.
Kulit bumi atau litosfer tersusun dan sekitar 90 jenis unsur
kimia yang satu dengan yang lainnya dapat bergabung membentuk persenyawaan yang
disebut mineral. Mineral pembentuk batuan yang penting yaitu Kuarsa (SiO2),
Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Coklat
(K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCO3), Olivin
(Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2) dan Limonit (Fe3OH2O).
2. Daur Batuan
Siklus batuan berawal dari proses pembentukan magma. Batuan pembentuk
kulit bumi selalu mengalami siklus (daur), yaitu batuan mengalami perubahan
wujud dari magma, batuan beku, sedimen, malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
Tempat pembekuan mungkin terjadi di permukaan bumi, di lapisan litosfer yang
tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan proses
pembekuan magma secara keseluruhan. Oleh karena itu, batuan yang berasal dari
magma akan berbeda-beda pula jenisnya. Semuanya dinamakan batuan beku.
Akibat pengaruh atmosfer, batuan beku di permukaan bumi akan
rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, gletser, dan embusan angin.
Tidak jarang pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur tersebut meluncur pada
lereng yang curam karena gravitasi dan pada akhirnya batuan yang telah diangkut
itu akan diendapkan di tempat baru. Sampai pada akhirnya terbentuklah batuan
endapan yang bertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut.
Batuan beku maupun batuan endapan pada suatu masa karena
tenaga endogen mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma. Akibat terjadinya
persinggungan dengan magma, batuan sedimen maupun beku dapat berubah bentuknya
dan lazim dinamakan dengan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga
terbentuk sebagai akibat tekanan yang terjadi pada batuan sedimen.
Pada suatu tempat, batuan malihan akan mengalami proses
pengangkatan sehingga lapisan yang tadinya berada di dalam muncul ke permukaan bumi.
Namun, dapat pula akibat tenaga eksogen akan terjadi pelapukan dan
pengangkutan, sehingga berubah kembali menjadi batuan sedimen. Hal ini dapat
juga terjadi karena aktivitas vulkanisme di mana batuan malihan bertemu dengan
resapan magma, batuan malihan berbaur dengan magma tersebut dan menjadi bagian
magma tersebut. Akibatnya, batuan malihan berubah menjadi batuan beku lagi.
Fenomena inilah yang dinamakan dengan daur batuan.
No comments:
Post a Comment