Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya
menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang
paling rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
1) Klasifikasi Sungai
Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)
arus sungai deras;
(2)
arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
(3)
lembahnya curam;
(4)
lembahnya berbentuk V;
(5)
kadang-kadang terdapat air terjun; dan
(6)
terdapat erosi mudik.
(7)
tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
(8)
terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)
arus air sungai tidak begitu deras;
(2)
erosi sungai mulai ke samping (erosi
horizontal);
(3)
aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
(4)
mulai terjadi proses sedimentasi dan
(pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
(5)
batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih
kecil dari daerah hulu.
c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
- (1) arus air sungai tenang;
- (2) terjadi banyak sedimentasi;
- (3) erosi ke arah samping (horizontal);
- (4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
- (5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
- (6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
- (7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
Menurut arah alirannya sungai dibedakan atas lima jenis,
yaitu sebagai berikut.
a.
Sungai Konsekwen, yaitu sungai yang alirannya
searah dengan lerengnya.
b.
Sungai Insekwen, yaitu sungai yang arah
alirannya tidak teratur.
c.
Sungai Subsekwen, yaitu anak sungai yang arah
alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
d.
Sungai Obsekwen, yaitu anak sungai dari sungai
subsekwen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
e.
Sungai Resekwen, yaitu sungai subsekwen yang
arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
Berdasarkan sumber airnya sungai dibagi atas tiga macam,
yaitu sebagai berikut.
a.
Sungai Hujan, yaitu sungai yang sumber airnya
berasal dari air hujan. Sungai hujan banyak terdapat di Indonesia.
b.
Sungai Gletser, yaitu sungai es. Sungai ini
terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
c.
Sungai Campuran, yaitu sungai yang airnya
berasal dari air hujan dan dari gletser (es mencair). Contohnya Sungai
Memberamo.
Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan
atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Episodik, artinya sungai yang alirannya tetap
sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah yang curah hujannya
besar dan di daerah yang berhutan lebat.
b) Sungai Periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak
tetap sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap,
dan pada waktu musim kemarau airnya kering (surut).
Air sungai dapat dimanfaatkan antara lain, sebagai berikut.
a.
Irigasiat atau pengairan khususnya di daerah
kering orang membutuhkan air untuk mengairi sawah. Dalam sistem pertanian intensif
sekarang ini, di daerah basah pun perlu pengairan agar diperoleh hasil yang
lebih mengun tungkan.
b.
Sumber tenaga sebagai penggerak turbin yang
dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan pembangkit tenaga listrik
(PLTA).
c.
Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah
tangga seperti air minum, memasak, mencuci, dan mandi. Bahkan bagi masyarakat kota
air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan rumput hias di halaman.
d.
Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti
ikan, dan udang.
e.
Industri sebagai penyuci bahan dasar dan pencair
atau pelarut bahan.
f.
Transportasi atau sarana perhubungan.
g.
Rekreasi dan olah raga, di sungai-sungai orang
mengadakan rekreasi sekaligus merupakan arena olah raga, seperti berenang, atau
dayung.
2) Pola Aliran Sungai
Aliran sungai akan menyusun pola tertentu yang disebut pola
aliran sungai. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh struktur geomorfologi
dan geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran yang dijumpai antara lain
sebagai berikut.
a.
Pola dendtritis, ciri-cirinya adalah bahwa
anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur yaitu
membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat
di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering
terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
b.
Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran
yang memusat pada suatu depresi, seperti cekun gan, atau kawah.
c.
Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola
aliran yang tersebar dari suatu puncak, seperti pada kubah, gunungapi, dan
bukit terpencil.
d.
Pola trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan
letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang
paralel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e.
Pola aliran rektangular, ciri-cirinya adalah
sungai induk dengan anakanak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90°.
Pola aliran ini terdapat di daerah patahan.
f.
Pola annular, terdapat pada kubah yang telah
mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang
berganti antara yang keras dan lunak. Pada keseluruhannya pola ini hampir membentuk
cincin.
g.
Pola aliran pinnate, menunjukkan kecuraman
lereng yang besar.
3) Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang
disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam
sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah
tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Jadi suatu sungai
beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci
Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya
merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).
Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat
mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar
kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya
curah hujan di DAS tersebut.
DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).
Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari
kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan
menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah
pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan
air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan,
mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening katkan kesuburan tanah.
No comments:
Post a Comment